Jumat, 13 September 2013

Tugas Akhir Topeng Panca

ABSTRAK

PERANCANGAN MEDIA BUKU DAN MEDIA PENDUKUNYA
DALAM SARANA KAMPANYE PELESTARIAN
TARI TOPENG PANCA DI GIANYAR
Oleh : Ni Wayan Setiasih
2009.06.040

Indonesia memiliki beraneka ragam seni budaya yang tersebar di seluruh daerah, masing-masing daerah memiliki peninggalan seni budaya tradisional yang kuat dan mempunyai ciri khas yang unik dan artistik sesuai dengan ciri daerahnya dan bisa digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan seni budaya masa kini berciri khas Indonesia. Seni pertunjukan seperti contohnya Tari Topeng di Bali. Beberapa tari topeng di Bali sudah beralih fungsi yang dulu disakralkan sekarang sudah berubah menjadi seni balih-balihan. Seperti Tari Topeng Panca, yang dulunya banyak masyarakat mengetahui sekarang sudah mulai ditinggalkan karena banyaknya seni pertunjukan yang didominasi oleh seni modern sehingga masyarakat cenderung melirik ke seni modern. Namun, Tari Topeng Panca inilah sesungguhnya tari yang sangat digemari oleh penikmatnya. Dengan banyaknya masyarakat yang melupakan seni Tari Topeng Panca ini maka disinilah peran desainer untuk membuat desain agar masyarakat terutama remaja sebagai target audience untuk meneruskan seni Tari Topeng Panca ini agar tidak diklaim oleh Negara lain karena ketidakpedulian masyarakat akan kesenian ini. Maka dari itu, dalam pembuatan media haruslah sesuai dengan kasus yang diangkat. Dengan demikian, permasalahan yang ada maka digunakanlah metode perancangan seperti pengumpulan data dan analisis data sehingga didapat sebuah konsep yaitu Save Our Local Culture dimana dari konsep ini akan digunakan sebagai acuan dalam mendesain media utama yaitu Buku, sebagai alat untuk mendokumentasikan secara tertulis. Selain itu, adanya media pendukung dari media buku adalah Packaging, Pembatas Buku, Icon, X-Banner, Tote Bag, T-shirt, iklan majalah dan stiker.

Kata Kunci    : Media Buku,  Kampanye Pelestarian, Tari Topeng Panca, Save   Our Local Culture









ABSTRACT

DESIGNING BOOK AND SUPPORT MEDIA
MEANS OF PRESERVATION CAMPAIGNS
TOPENG PANCA DANCE IN GIANYAR
By : Ni Wayan Setiasih
2009.06.040

Indonesia has a diverse artistic culture that spread across the region, each region has a legacy of strong traditional cultural arts and has a distinct personality and artistic in accordance with the characteristics of the area and can be used as a reference for developing cultural arts distinctively contemporary Indonesia. Performing arts such as for example in Bali Mask Dance. Mask dance in Bali already converted the first sacred art has now turned into balih-balihan. Such as Topeng Panca Dance, which was once a lot of people know now becoming obsolete because of the many performing arts dominated by modern art so that people tend to glance into modern art. However, this is true Topeng Panca Dance dance very popular with the audience. With the number of people who forget this Topeng Panca Dance art then this is where the role of the designer to make the design so that the public, especially young people as a target audience for forwarding this Topeng Panca Dance art that is not claimed by other countries because of the indifference of the public to this art. Therefore, in the manufacture of media must be in accordance with the case removed. As such, the problem is the design method is used as data collection and analysis of data in order to get a concept of the Save Our ​​Local Culture which of these concepts will be used as a reference in the design of the book is the main media, as a tool to document in writing. In addition, the support of the media is media book Packaging, Border Books, Icon, X-Banner, Tote Bag, T-shirts, stickers and magazine advertising.


Keyword : Book Media, Preservation Campaign, Topeng Panca Dance, Save Our
     Local Culture










1.      PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Di Bali bentuk kesenian asli yang menggunakan topeng dan umumnya sangat tua di kenal Sang Hyang Topeng Dedari yang masih dapat kita jumpai saat ini. Dengan banyak macam tarian topeng yang ada di Bali, membuat masyarakat khususnya wisawatawan mancanegara maupun lokal yang datang ke Bali ingin menyaksikan sekaligus ingin mengetahui seperti apa tarian dan cerita dari tari topeng.
Dengan seiringnya perubahan jaman yang semakin modern membuat kebanyakan orang meninggalkan seni tradisi lama yang dahulunya disakralkan sekarang sudah bisa dijadikan seni pertontonan (balih-balihan). Dengan banyaknya muncul seni yang menarik antusias penonton untuk menonton atraksi yang memikat. Dengan beragam kesenian dari seni pertunjukan sudah bisa dikatakan menstilir dari gerakan maupun dari kostumnya sendiri. Seni tari topeng yang dahulunya disakralkan sekrang sudah bisa dipertontonkan kekhalayak luas contohnya wisatawan yang berkunjung ke Bali. Dahulunya Tari Topeng Panca banyak masyarakat Bali yang mengenal, namun seiring perkembangannya jaman membuat masyarakat Bali mulai melupakan sedikit demi sedikit tarian maupun pembawaan dari tokoh pada Tari Topeng Panca begitu juga dengan karakter dari masing-masing perannya.
Maka dengan adanya Desain Komunikasi Visual dirasa sangat penting hadir untuk menyelesaikan permasalahan cara melestarikan tari Topeng Panca yang dulunya sempat eksis namun sekarang sudah tidak diminati lagi oleh masyarakat dikarenakan sudah banyak kesenian yang makin modern dan lebih atraktif. Maka dari itu, kesenian yang sudah semakin modern lebih mudah dijadikan trend dikalangan remaja di Bali. Dengan demikian Desain Komunikasi Visual dapat membantu untuk melestarikan sekaligus memperkenalkan kembali kepada remaja di Bali dan wisatawan bahwa Bali juga mempunyai kesenian yang lebih menarik untuk dipertontonkan karena keunikan ceritanya. Dengan keunikannya ini penulis berniat untuk membuatkan sebuah media buku untuk menjembatani antara audiens untuk memahami dari Tari Topeng Panca ini. Untuk itu, peran Desain Komunikasi Visual sangat penting dalam pembuatan media yang efektif serta komunikatif, agar pesan yang disampaikan kepada audiens mudah dimengerti dan dipahami. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa desain komunikasi visual sudah berfungsi sesuai dengan sebenarnya memberikan kemudahan dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.

1.2  Rumusan Masalah
            Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Media pendukung apakah yang efektif dan komunikatif untuk mendukung kegiatan pelestarian Tari Topeng Panca?
2.      Bagaimanakah cara merancang media buku yang efektif dan komunikatif agar dapat mengenal Tari Topeng Panca lebih spesifik dibandingkan dengan tarian topeng lainnya?

1.3  Batasan Masalah
            Permasalahan yang muncul akan dibatasi pada media - media yang akan dibuat untuk sarana pelestarian agar efektif dan komunikatif dalam melestarikan Tari Topeng Panca. Sasaran penyebaran media  pelestarian ini untuk kalangan anak muda di Bali dan wisatawan. Batasan masalah adalah proses desain media pelestarian melalui media komunikasi dalam bentuk media tercetak.

1.4  Tujuan dan Manfaat Desain
1.4.1 Tujuan Desain
            Tujuan dari desain ini adalah dapat menjawab berbagai pertanyaan yang timbul sesuai dengan perumusan masalah yang akan dijawab dan dijabarkan sebagai berikut :
1.4.1.1 Tujuan Umum
              Tujuan umum dari perancangan media pelestarian Tari Topeng Panca ini adalah sebagai berikut:
1.      Mendapatkan pengalaman dan dapat beradapatasi dengan dunia nyata di luar kampus.
2.      Membantu Dinas Kebudayaan untuk menciptakan sarana komunikasi visual sebagai media kampanye pelestarian Tari Topeng Panca .
3.      Sebagai persyaratan untuk mengikuti mata kuliah Tugas Akhir Studio.
4.      Untuk memenuhi syarat agar bisa mengikuti Tugas Akhir.
5.      Melalui media yang dibuat masyarakat mulai mengetahui perbedaan Tari Topeng di Bali khususnya.
1.4.1.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari perancangan media pelestarian Tari Topeng Panca adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui jenis media pendukung yang efektif untuk mendukung kegiatan pelestarian Tari Topeng Panca yang tepat sasaran.
2.      Untuk  mengetahui cara merancang media buku yang efektif dan komunikatif agar dapat mengenal Tari Topeng Panca lebih spesifik dibandingkan dengan tarian topeng lainnya.
1.4.2        Manfaat Perancangan
            Adapun manfaat yang diharapkan dari karya Tugas Akhir ini antara lain sebagai berikut :
1.      Manfaat bagi mahasiswa
-          Mahasiswa dapat mengetahui dan memperoleh informasi mengenai pelestarian Tari Topeng Panca itu sendiri dan mampu merancang media sosialisasi yang efektif dan komunikatif.
2.      Manfaat bagi Lembaga atau kampus
-          Para pengajar dapat melatih mahasiswanya untuk terjun secara langsung membuat media pelestarian Tari Topeng Panca di Bali.
-          Menambah referensi bagi akademis khususnya di Program Studi  Desain Komunikasi Visual mengenai perancangan media untuk sosialisasi , serta sebagai bahan masukan untuk penulis selanjutnya

3.      Manfaat untuk instansi
-          Dapat melestarikan Tari Topeng Panca dan memberikan informasi yang lebih lengkap dan baik .
4.      Manfaat untuk masyarakat
-          Masyarakat akan lebih mengetahui tentang Tari Topeng Panca khusunya beserta perbedaannya.

1.5  Metode Pengumpulan Data
Proses dalam mendesain media buku dalam kampanye pelestarian Tari Topeng Panca menggunakan metode pengumpulan data yang dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu metode pengumpulan data primer dan metode pengumpulan data sekunder.

1.6  Metode Analisis Data
Analisis data merupakan cara atau langkah pemikiran penelitian untuk mengolah data yang berhasil dikumpulkan dan merupakan tindak lanjut dari usaha untuk menguji kebenaran. Tujuan diadakannya analisa dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, serta tersusun dan lebih berarti. Analisa data yang digunakan adalah metode analisa deskriptif kualitatif kuantitatif. Analisis kualitatif juga disebut analisis isi. Maksudnya isi dari data kualitatif yang diperoleh pada saat penelitian secara langsung dilapangan , kemudian dibahas lagi secara rasional dan dari hasil pembahasan itu ditarik kesimpulan – kesimpulan menurut kelompok – kelompok data. Dari kelompok – kelompok data ini dibahas lagi untuk kemudian diambil kesimpulannya (Arikunto, 2010: 277). Metode analisis data yang digunakan dalam pengantar karya ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif yaitu penggambaran sifat suatu keadaan yang berjalan pada saat penelitian.
Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, yang bertujuan untuk membuat deskripsi, ilustrasi atau desain secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2005: 54).
Kualitatif adalah suatu metode yang dilakukan melalui pendekatan historis, kajian dokumen, interpretasi peristiwa, kajian informasi, perekaman suatu kejadian, pemotretan hingga penafsiran suatu fenomena sosial melalui berbagai pencatatan lapangan yang kemudian dipaparkan dalam bentuk terolah (Sachari, 2005: 135).
Deskriptif Kualitatif menekankan pada makna dan pemahaman dari dalam, penalaran, definisi suatu situasi tertentu, lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir. Oleh karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis.
Pada kasus yang diangkat penulis menggunakan metode deskriftif kualitatif yang merupakan penggambaran suatu sifat keadaan yang berjalan pada saat penelitian dengan metode ini dapat diketahui sifat-sifat, karakter dan data-data lain yang diperlukan untuk perancangan media buku dalam pelestarian Tari Topeng Panca di Bali.

1.7  Indikator serta Model Penilaian Desain
              Indikator yang digunakan dalam tugas pengantar karya akhit studio ini, untuk menentukan desain terpilih dengan melakukan pengukuran atau penilaian alternatif-alternatif desain menggunakan skala orginal (skala yang menunjukan tingkatan atau rangking). Rangking didapatkan setelah dilakukan penilaian berdasarkan kriteria desain. Dalam penilaian dilakukan dengan memberikan tanda plus (+) bila ada kesesuaian antara desain yang dibuat dengan kriteria desain dan tanda minus (-) bila tidak ada kesesuaian dengan kriteria desain (Nasir, 2003: 338).


1.7.1        Indikator
Indikator yang digunakan dalam penilian desain adalah sesuai dengan criteria dari desain yang akan dibuat. Adapun indicator yang dimaksud adalah fungsional, unity, komunikatif, informatif, ergonomis, estetik, simplycity, kreatif, etis dan suprise
1.7.2        Model Penilaian Desain
Dalam usaha menentukan tingkatan kualitas, kriteria bagaimana yang disebut sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang dalam suatu desain, dengan menggunakan nilai tertinggi 5 dan nilai terendah 1, yang diuraikan seperti berikut:
- Nilai 5 = sangat baik    
- Nilai 4 = baik
- Nilai 3 = cukup    
- Nilai 2 = kurang
- Nilai 1 = sangat kurang
Graphic1Untuk mendapatkan nilai tertinggi (total skor) dari tingkatan kualitas desain tersebut menggunakan rumus sebagai berikut:


N= Nilai sekor tertinggi x Jumlah Indikator (5x10 = 50)
Setelah masing-masing desain dinilai berdasarkan prinsip-prinsip desain akan terlihat satu desain yang menduduki ranking teratas dan desain inilah yang nantinya sebagai desain terpilih (Nazir, 2003: 338).







2.      IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA
2.1  Data Teoritis / Aktual
Data aktual merupakan data yang diperoleh dari literatur mengenai teori tentang desain komunikasi visual yang berhubungan dengan konsep pengerjaan desain ini.

2.1.1        Pengertian Objek / Kasus
Pada Tugas Akhir ini penulis mengangkat kasus Perancangan Media Buku dalam Kampanye Pelestarian Tari Topeng Panca di Gianyar. Dimana penulis ingin memberikan informasi mengenai Tari Topeng Panca. Dilihat dari pengertiannya Topeng Panca dinamakan demikian karena jumlah pemain atau penarinya sebanyak lima orang topeng panca merupakan perkembangan selanjutnya dari Topeng Pajegan yang muncul sekitar tahun 1924 di Blahbatuh. Tari topeng panca adalah varian dramatari topeng Bali yang diperkirakan sudah cukup tua umurnya dan diperkirakan muncul tidak lama setelah adanya topeng pajegan yaitu zaman pemerintahan raja Waturenggong di Bali (Bandem dan Rembang, 1976: 15).
Dalam tari topeng panca ini biasanya dibawakan oleh beberapa orang pemain (antara empat sampai lima). Berbeda dengan topeng pajegan dalam topeng panca sudah ada pembagian tugas di antara pemain untuk memainkan peran-peran tertentu seperti : penasar kelihan, penasar cenikan, dalem, dukuh, bondres dan lain sebagainya. Untuk melakukan perubahan peran, pemain melakukan penggantian topeng dan hiasan kepala tanpa melakukan pergantian busana. Pada masa lampau, topeng panca hampir tidak pernah menampilkan tokoh Sidakarya namun akhir-akhir ini, tergantung kebutuhannya, topeng panca juga menampilkan tokoh sidakarya. Dengan kata lain Topeng Panca tidak selamanya merupakan pertunjukan topeng yang sekuler karena jika menampilkan tokoh Sidakarya maka topeng ini berubah status menjadi pertunjukan topeng yang bersifat sakral. Namun demikian, topeng panca pada umumnya dipertunjukan sebagai tontonan yang bersifat sekuler (balih-balihan). Begitulah yang dituturkan oleh dosen Fakultas Seni Pertunjukan Bapak I Ketut Kodi, S.Sn.
Dewasa ini kesadaran setiap orang akan pelestarian dari Tari Topeng Panca ini sangatlah kurang. Kurangnya pemahaman serta kepedulian akan kesenian dan lebih tertarik akan kesenian yang bersifat lebih modern serta melupakan kesenian tradisi. Selain itu, dengan adanya media-media sosial yang ada masih sangat minim dan kurang efektif. Dengan demikian, penyaluran informasi tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Dengan adanya permasalahan sosial seperti ini, maka kampanye merupakan jalan yang ditempuh untuk menyelesaikan persoalan atau masalah yang terjadi. Kampanye secara umum menampilkan suatu kegiatan yang bertitik tolak untuk membujuk dimana dalam kampanye terdapat aktivitas untuk mempengaruhi khalayak sasaran, membujuk dan memotivasi khalayak sasaran untuk berpartisipasi, ingin menciptakan dampak atau efek seperti yang direncanakan, dan dilaksanakan dengan tema yang spesifik, waktu yang ditentukan serta pelaksanaan yang terorganisasi (Rustan, 2007: 24). Aktivitas kampanye biasanya berkaitan dengan suatu kepentingan dan tujuannya apa, siapa khalayak sasarannya, dalam rangka apa, untuk memotivasi atau membujuk khalayak? (Rustan, 2007: 25). Dalam berbagai kegiatan tersebut terdapat beberapa jenis program kampanye yaitu:
a.      Product - Oriented Campaigns
Kegiatan yang berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran atau peluncuran produk baru (Rustan 2007: 26).
b.      Candidate – Oriented Campaigns
Kegiatan yang berorientasi bagi calon atau kandidat untuk kepentingan kampanye politik (Rustan 2007: 26).
c.       Ideological – Oriented Campaigns
Jenis kampanye ini berorientasi yang bertujuan bersifat khusus dan berdimensi perubahan sosial, misalnya kampanye sosial bersifat nonkomersial seperti Anti HIV, anti narkoba, dan lain sebagainya (Rustan, 2007: 26).
Dengan kampanye pelestarian yang dilaksanakan, melalui media utama dari kasus yang penulis angkat adalah buku yang memiliki informasi tentang Tari Topeng Panca. Media buku yang akan dibuat nantinya adalah memiliki informasi tentang Tari Topeng Panca dengan target audiensnya adalah remaja SMA. Dengan demikian, buku ini didesain sesuai dengan nuansa anak muda remaja dengan perpaduan unsur klasik pada Tari Topeng Panca serta sentuhan warna-warna yang mencerminkan dari anak muda. Maka dari itu, dapat menghasilkan desain yang sesuai dengan yang diharapkan oleh penulis serta dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya dan berisi informasi yang sesuai.

2.1.2        Aspek-Aspek Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri dari gambar, huruf, warna, komposisi, dan layout. Jadi media desain dapat dipakai sebagai alat didalam mencapai maksud dan tujuan serta dapat berupa alat atau sarana informasi yang tidak terlepas dari aspek-aspek desain komunikasi visual seperti media, ilustrasi, warna, teks dan huruf.

2.1.3        Prinsip Desain Komunikasi Visual
Prinsip desain merupakan suatu prinsip atau acuan yang harus diketahui untuk menghasilkan desain grafis yang baik untuk tampilan iklan. Adapun prinsip-prinsipnya seperti prinsip keseimbangan, prinsip titik fokus, prinsip kesatuan dan prinsip hirarki visual.

2.1.4        Aspek Teknis Perwujudan
Aspek teknis perwujudan merupakan suatu aspek yang perlu diperhitungkan agar visual desain yang dibuat dapat menjadi satu kesatuan konsep dengan eksekusi perwujudan. Teknis perwujudan yang dimaksud yaitu tata letak dan kompisisi (layout), bahan dan teknik cetak.



2.1.5        Teori Sosial yang Mendukung Kasus
2.1.5.1  Teori Semiotika (Semiotics)
Kata Semiotik berasal dari kata semeion (bahasaYunani), yang berarti tanda, maka simiotika berarti ilmu tanda. Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda (menciptakan dan menyampaikan makna melalui tanda, berkenaan dengan komunikasi). Semiotic, dilihat dari kacamata dunia Desain Grafis adalah ilmu komunikasi yang berkenaan dengan pengertian tanda-tanda/ symbol/ syarat serta penerapannya, Suatu studi tentang pemaknaan semiotic menyangkut aspek-aspek budaya, adat istiadat, atau kebiasaan di masyarakat. Dalam mendukung pembuatan desain kampanye pelestarian Tari Topeng Panca ini desainer menggunakan teori semiotika dalam membantu membedah sekaligus mengevaluasi dari desain yang sudah di kerjakan. Desainer menggunakan teori ini karena ingin mengetahui efek media yang dibuat terhadap masyarakat, apakah desain sudah mampu membuat masyarakat merubah pandangannya terhadap Tari Topeng Panca. Dalam hal ini media yang akan dibuat sudah sesuai dengan teori aktual yang dipaparkan diatas agar sesuai dengan tujuan akhir yang ingin dicapai.
Dengan demikian, teori semiotika digunakan untuk menentukan efesiensitas pada media yang akan dibuat. Menurut Pierce tanda (semiotika) dibagi menjadi tiga jenis yaitu icon, indeks, simbol Semiotika menurut Pierce di bedakan mnjadi 3 macam tanda menurut sifat penghubungan tanda dan denotatum (objek) (Safanayong, 2006. 47) :
1.      Icon : adalah Tanda yang menggambarkan kemiripan dengan suatu obyek atau benda (Ikonografis) yang pernah dikenal berdasarkan pengalaman. Contoh: Foto, Peta, Lukisan (Realis, Naturalis), jadi icon yang ada pada media komunikasi visual yang akan dibuat lebih banyak menggunakan illustrasi gabungan yaitu fotografi dan ilustrasi manual pada komputer.
2.      Indeks : Tanda yang memiliki hubungan sebab – akibat, Indikasi, Informasi/ petunjuk antara tanda dengan obyek yang sangat dekat. Contoh: Rambu lalu-lintas; Bendera berkibar; Bau Rokok; Sirene pemadam kebakaran. Indeks yang ada pada media yang akan dibuat tidak lain berupa keterangan – keterangan(teks) mengenai Tari Topeng Panca, sehingga selain dapat mempertegas ilustrasi yang ada pada media ,keterangan (teks) ini dapat memberikan informasi yang singkat, padat,dan jelas kepada khalayak sasaran.
3.      Simbol : Tanda yang telah menjadi kesepakatan atau terbentuk secara konvensional di masyarakat. Simbol juga melambangkan ide abstrak. Contoh: Burung Garuda lambang Negara RI, jadi symbol yang ada pada media yang akan dirancang dan dibuat tidak lain adalah Foto dari Tari Topeng Panca itu, sehingga dapat memberikan kesan kepada khalayak sasaran (remaja di Bali) untuk bisa melestarikan sekaligus mengkampanyekan Tari Topeng Panca dan menjadi regenerasi dari penari Tari Topeng Panca.
2.1.5.1  Teori Psikologi Remaja
Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang.
Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1.      Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2.      Ketidakstabilan emosi.
3.      Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4.      Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5.      Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
6.      Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
7.      Senang bereksperimentasi.
8.      Senang bereksplorasi.
9.      Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10.  Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian. Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa permasalahan utama yang dialami oleh remaja.

2.2  Data Lapangan / Faktual
Data Faktual merupakan data-data yang diambil berdasar fakta yang ada dilapangan. Fakta artinya peristiwa, sesuatu yang terjadi sungguh-sungguh, sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi (Anwar, 2003:137).
2.2.1        Nama Objek / Kasus
Dalam pembuatan laporan Tugas Akhir ini, penulis mencari data tentang sanggar tari, tari topeng panca, buku, pengamatan dilapangan secara langsung, dan ditambah literatur-literatur, hingga ditentukan judul Perancangan Media Buku Dalam Kampanye Pelestarian Tari Topeng Panca di Gianyar.
2.2.2        Data Sanggar
Dalam proses survey, pencarian data langsung menuju salah satu sanggar yang berada di Desa Batuan, Sukawati-Gianyar, berikut ini adalah data umumnya:
-          Nama Tempat                    : Tri Pusaka Sakti Art Foundation
-          Website                  : www.tripusakasakti.com
-          Pemilik Sanggar    : I Made Djimat
2.2.3        Lokasi
Tri Pusaka Sakti Art Foundation yang beralamat di Banjar Pekandelan Batuan, Sukawati, Gianyar-Bali.
2.2.4        Sarana Komunikasi yang Ada
Media komunikasi yang ada yang telah didapatkan selama pengumpulan data di Tri Pusaka Sakti Art Foundation adalah poster dan x-banner.
a.      Aplikasi unsur-unsur desain komunikasi visual pada media yang ada di Tri Pusaka Sakti Art Foundation :
1.      Poster
Gambar 2.23 Contoh Media Poster
(Sumber: Tri Pusaka Sakti Art Foundation, 22/Nov/2012)

Unsur-unsur desain komunikasi visual pada poster tersebut adalah:
-          Ilustrasi: dalam poster diatas menggunakan ilustrasi foto dan logo dari Tri Pusaka Sakti Art Foundation.
-          Warna: menggunakan warna dominan hitam .
-          Teks: teks yang terdapat pada poster berisikan judul poster yaitu Spesial Night Djimat Art Foundation Performance Master of Bali dan isi poster yaitu jadwal dari pementasan dan tarian yang akan dipentasan.
-          Jenis Huruf: jenis huruf yang di gunakan adalah jenis huruf algerian, tujuan menggunakan jenis huruf ini agar mudah dibaca.
-          Ukuran dan Bahan: cover ini berukuran 21cm x 29,5cm dengan bahan art paper.
2.2.5        Potensi Kasus
Kesenian di Bali merupakan sesuatu hal yang menjadi daya tarik tersendiri untuk memikat wisawatan untuk berkunjung ke Bali. Seni pertunjukan salah satu kesenian yang banyak diminati oleh wisawatan, karena bentuk elok dari sang penari mampu menghipnotis mata yang menontonnya. Khususnya Tari Topeng Panca, dimana tari dari Topeng Panca ini sudah mulai pudar diperedaran dunia kesenian dikarenakan kurangnya minat penari untuk menarikannya. Disebabkannya tingkat kesulitan pada tariannya serta pembawaan dari karakter masing-masing perannya.
Maka dari itulah pentingnya mengkampanyekan kepada anak muda di Bali dan memperkenalkan kepada wisawatan bahwa di Bali juga memiliki Tari Topeng yang mampu juga membuat wisawatan terhipnotis dengan gerakan dan bahasanya. Sehingga dengan demikian maka sangatlah penting untuk regenerasi muda melestarikan kembali Tari Topeng Panca.



2.3  Analisis & Sintesa
Analisis dan sintesa data di dapatkan dari media-media sudah dikumpulkasn penulis adalah sebagai berikut:
2.3.1    Analisis
Analisa adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2010:244).
2.3.1.1 Data Aktual
Analisis faktual, yaitu data-data dari media saat survey yang didapat untuk pembuatan Tugas Akhir Studio ini sesuai dengan data yang sebenarnya, meliputi:
a.      Media
Media yang sudah dimiliki salah satu sanggar yang ada di Sukawati adalah poster dan x-banner. Tetapi media-media tersebut tidak sepenuhnya ada untuk mengenalkan dari sanggar itu saja tetapi juga untuk mempromosikan dari semua tari. Efeknya tari topeng itu sendiri tidak dipromosikan.
b.      Ilustrasi
Pada media Ilustrasi yang digunakan hanya ilustrasi fotografi dan ilustrasi gabungan dari beberapa karya mahasiswa.
c.       Warna
Pada media yang sudah bagus tapi terkesan monotone dan tidak dapat menyatu dengan objek serta warna dari teks.
d.      Huruf
Huruf yang digunakan pada setiap media yang sudah ada adalah tipe huruf decorative.
e.       Teks
Teks pada setiap media tersebut sudah cukup baik, namun perlu penataan tata letak agar lebih mudah dimengerti oleh Target Audiens.
f.       Teknik Cetak
Menggunakan teknik cetak saring, teknik cetak offset, digital printing dan teknik pahat yang disesuaikan dengan masing-masing media.
2.3.1.2  Analisis Faktual
Analisis faktual digunakan pada perancangan yaitu dengan terjun langsung ke lapangan dan mengamati objek yang ada, khususnya mengenai media-media komunikasi visual yang sudah ada pada Tri Pusaka Sakti Art Foundation dan media yang beredar di masyarakat, khususnya mengenai media yang menginformasikan mengenai kampanye pelestarian Tari Topeng Panca, media tersebut antara lain:
1.      Poster
-          Warna
Warna yang ada pada poster ini cenderung menggunakan warna hitam dan ilustrasi gambar yang digunakan dominan menggunakan warna  putih, kuning dan merah, menggunakan dominan warna kuning, merah dan biru karena warna ini sesuai dengan warna objek.
-          Teks dan Tipografi
teks yang terdapat pada poster berisikan judul poster yaitu Spesial Night Djimat Art Foundation Performance Master of Bali dan isi poster yaitu jadwal dari pementasan dan tarian yang akan dipentasan, headline menggunakan jenis huruf algerian.
-          Ilustrasi
dalam poster diatas menggunakan ilustrasi foto dan logo dari Tri Pusaka Sakti Art Foundation.
2.3.5        Sintesa
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan maka diketahui bahwa media komunikasi visual yang digunakan sebagai sarana informasi masih kurang, untuk itu guna mencapai tujuan yang diinginkan maka akan dirancang beberapa media komunikasi visual yang nantinya mampu menginformasikan kepada masyarakat khususnya remaja di Bali.
Adapun media yang dirancang yaitu berupa Buku,  Packaging, Pembatas buku, Tote Bag, T-Shirt, Iklan tabloid, Stiker, X- Banner, Icon, Katalog. Teknik yang digunakan dominan menggunakan teknik ilustrasi fotografi, ilustrasi gambar tangan sebagai penunjang ilustrasi utama dan teknik gabungan yang disesuaikan dengan media, agar media yang dibuat dapat terlihat lebih menarik. Kemudian dipadukan dengan pisikologi warna dengan menggunakan warna yang sesuai dengan target yaitu remaja, jadi warna yang digunakan berupa warna merah monokromatik dan orange yaitu percampuran antara warna merah dan warna kuning.
Teks yang digunakan pada naskah (bodycopy) yaitu berupa informasi mengenai ajakan untuk melestarikan Tari Topeng Panca. Huruf yang digunakan adalah jenis huruf arial dan berlin sans Fb. Dengan penataan yang lebih rapi agar mudah dibaca konsumen. Ukuran yang akan digunakan memakai satuan cm dan pixels, bahan yang digunakan terdiri dari art paper, adshive paper, sintetik paper, sponbond dan mika. Teknik cetak yang digunakan menggunakan teknik cetak digital, cetak offset, teknik cetak saring (sesuai dengan jenis media) dan cetak laser.














3.      KONSEP DESAIN
3.2  Konsep Dasar Desain
Konsep adalah salah satu hal yang paling penting dalam mendesain sesuatu, karena konsep sendiri adalah dasar inspirasi yang nantinya akan digunakan sebagai acuan desainer dalam mendesain media-media komunikasi visual.
Konsep yang digunakan untuk merancang buku kampanye pelestarian Tari Topeng Panca adalah regenerasi. Dimana pengertian dari regenerasi ini sendiri adalah Save Our Local Culture. Konsep yang dimaksud penulis adalah menjaga budaya lokal agar tidak punah. Pada pemaparan konsep ini akan menjelaskan tentang budaya lokal yang seharusnya masih dapat dilihat dan di mengerti oleh masyarakat, namun punah karena kemajuan teknologi dan globalisasi dengan menghilangkan unsur dari budaya lokal. Dalam wacana kebudayaan dan sosial, sulit untuk mendefinisikan dan memberikan batasan terhadap budaya lokal atau kearifan lokal, mengingat ini akan terkait teks dan konteks, namun secara etimologi dan keilmuan, tampaknya para pakar sudah berupaya merumuskan sebuah definisi terhadap local culture atau local wisdom ini. berikut penjelasannya
1.      Superculture, adalah kebudayaan yang berlaku bagi seluruh masyarakat. Contoh: kebudayaan nasional;
2.      Culture, lebih khusus, misalnya berdasarkan golongan etnik, profesi, wilayah atau daerah. Contoh : Budaya Sunda;
3.      Subculture, merupakan kebudyaan khusus dalam sebuah culture, namun kebudyaan ini tidaklah bertentangan dengan kebudayaan induknya. Contoh : budaya gotong royong
4.      Counter-culture, tingkatannya sama dengan sub-culture yaitu merupakan bagian turunan dari culture, namun counter-culture ini bertentangan dengan kebudayaan induknya. Contoh : budaya individualism


3.3  Skema Pola Pikir
Konsep pola pikir yang dimaksud adalah langkah-langkah pemikiran dalam desain media komunikasi visual antara komunikator dan komunikan guna memastikan pesan yang disampaikan sesuai sasaran.
Adanya sebuah permasalahan tentunya memerlukan sebuah pemecahan / kebutuhan solusi. Dalam kasus ini diperlukannya informasi pelestarian Tari Topeng Panca. Untuk memperoleh informasi tentang Tari Topeng Panca yang akan disosialisasikan, maka diperlukannya sumber komunikasi yaiu Dinas Kebudayaan dan Budayawan yang berada di Gianyar. Dari hasil penggalian informasi dengan komunikan, ditemukan solusi yang akan dikemukakan untuk menyampaikan pesan. Peranan media tentunya menjadi hal pokok yang harus dipikirkan. Media yang dibuat harus sesuai dengan target audient namun tetap berpedoman pada norma-norma yang berlaku. Dengan terbentuknya media komunikasi visual yang efektif dan sesuai dengan target audien maka akan adanya feed back antara media dan masalah yang ada, dimana media bertugas sebagai sebuah sarana yang bisa berfungsi efektif menyapa target audien untuk memberikan informasi. Dengan penyampaian informasi yang didukung dengan media yang tepat, maka masalah yang ada dapat teratasi.

3.4  Skema Proses Desain
Tema yang diangkat dalam Tugas Akhir ini yaitu Perancangan Media Buku dalam Kampanye Pelestarian Tari Topeng Panca di Gianyar. Permasalahan yang dihadapi adalah media komunikasi visual apa yang efektif dan komunikatif untuk mendukung kampanye Tari Topeng Panca. Sehingga tujuan yang ingin dicapai adalah untuk menciptakan Media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif sebagai sarana kampanye pelestarian Tari Topeng Panca. Kemudian menentukan masalah, tujuan dan sasaran yang ingin dituju. Untuk mendukung solusi masalah diperlukan dukungan data teori berupa data aktual dan faktual yang kemudian dianalisis berdasarkan metode terkait sehingga menghasilkan sintesa. Setelah itu media terpilih yang akan di desain sesuai dengan kriteria desain. Dengan adanya media terpilih yang akan didesain maka akan melewati proses pra desain dan analisis pradesain sehinga diperoleh desain terpilih. Selanjutnya masuk ke proses perwujudan yang meliputi teknik cetak alat dan bahan. Setelah proses tersebut selesai maka akan dilanjutkan ke proses distribusi dimana akan menimbulkan feed back terhadap masalah.

3.5  Strategi Media
Pada Perancangan Media Buku dan Media Pendukungnya Dalam Kampanye Pelestarian Tari Topeng Panca di Gianyar, strategi media yang digunakan difokuskan pada informasi tentang Tari Topeng Panca.

3.6  Program Tayangan Media
Program tayangan media hendaknya dilaksanakan pada setiap tahun ajaran baru acara launcing buku diadakan di Toko Buku terdekat. Aspek yang terkait diantaranya yaitu Kapan, Dimana, dan Frekuensi.

3.7  Strategi Kreatif
Strategi kreatif merupakan pendekatan dan sistematika berpikir yang membantu dalam penyusunan lay out suatu promosi untuk memaksimalkan daya tarik visual. Isi pesan yang ingin untuk mengajak audience turut serta dalam kegiatan kampanye pelestarian Tari Topeng Panca serta menggunakan bentuk pesan, gaya visual yang menarik dan membuat audience ingin ikut berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian Tari Topeng Panca ini.









4.      VISUALISASI DESAIN
4.2  Buku
      
Nama Media        : Buku
Ukuran                 : 15 cm x 21 cm
Bahan                   : Art papper 150 gsm
Huruf                   : Arial dan Berlin Sans Fb
Teknik                  : Cetak offset

4.3  Packaging
   
Nama Media        : Packaging
Ukuran                 : 15.5 cm x 21 cm
Bahan                   : Adshive Paper
Huruf                   : Arial dan Berlin Sans Fb
Teknik                  : Cetak offset

4.4  Pembatas Buku
    
Nama Media        : Pembatas Buku
Ukuran                 : 4 cm x 10 cm
Bahan                   : Art Paper
Huruf                   : Berlin Sans Fb
Teknik                  : Cetak Digital









4.5  Shopping Bag
Nama Media        : Tote  Bag
Ukuran                 : 21 x 29 cm
Bahan                   : Sponbound
Huruf                   : Berlin Sans Fb
Teknik                  : Cetak Saring

4.6  T-Shirt
Nama Media        : T-Shirt
Ukuran                 : XL
Bahan                   : PE
Huruf                   : Berlin Sans Fb
Teknik                  : Cetak Saring

4.7  Iklan Tabloid       

                    
Nama Media        : Iklan Tabloid
Ukuran                 : 21 x 29 cm
Bahan                   : Artpaper150 gsm
Huruf                   : Berlin Sans FB
Teknik                  : Cetak Digital








4.8  Stiker
Nama Media        : Stiker
Ukuran                 : 42 cm x 59.5 cm
Bahan                   : Art Paper 150gsm
Huruf                   : Adelaide
Teknik                  : Offset

4.9  X-Banner

Nama Media        : X-Banner
Ukuran                 : 60 cm x 160 cm
Bahan                   : Sintetik Paper
Huruf                   : Berlin Sans Fb
Teknik                  : Digital Print

4.10   Katalog


Nama Media        : Katalog
Ukuran                 : 21 cm x 14.5 cm
Bahan                   : Art papper 150 gsm
Huruf                   : Berlin Sans Fb
Teknik                  : Digital Print





5.      SIMPULAN DAN SARAN
5.2  Simpulan
Setelah proses yang dilakukan penulis dari survey, melakukan penelitian pada beberapa sanggar yang ada di Gianyar, budayawan serta seniman yang bergelut dalam Tari Topeng Panca dan Dinas Kebudayaan Kota Gianyar rmelakukan survey dan penelitian pada studi kasus perancangan media buku dalam kampanye pelestarian Tari Topeng Panca di Gianyar, dapat ditarik kesimpulan :
1.      Dalam perancangan media buku dalam kampanye pelestarian Tari Topeng Panca di Gianyar dimulai dari pembentukan sebuah karakter seperti icon dengan berpedoman pada teori-teori desain, prinsip desain, penggunaan ilustrasi, teks, warna dan pemilihan media yang tepat, bertujuan untuk menanamkan identitas Tari Topeng Panca tersebut pada target audiens.
2.      Media pendukung yang efektif dan komunikatif yang sesuai untuk mendukung kegiatan kampanye pelestarian Tari Topeng Panca di Gianyar adalah Icon, Buku, Packaging Buku, Pembatas Buku, X-Banner, T-Shirt, Tote Bag, Stiker dan Iklan Majalah. Setiap media memiliki fungsi masing-masing dan dirancang dalam satu kesatuan konsep, sehingga ada satu - kesatuan antara desain yang satu dengan yang lain yang akan secara tidak langsung tertanam pada benak target audiens. Selain itu, media yang dibuat agar membuat target audiens dapat tergerak untuk ikut melestarikan secara tidak langsung.
2.      Saran
Berikut saran-saran dari penulis dalam kegiatan perancangan media buku dalam kampanye pelestarian Tari Topeng Panca di Gianyar, antara lain:
  1. Bagi Dinas Kebudayaan agar mampu memberikan informasi serta turut serta dalam kegiatan kampanye pelestarian Topeng Panca ini dengan menampilkan ciri dari Tari Topeng Panca tersebut kepada masyarakat baik tua maupun muda.
  2. Bagi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar agar dapat mewujudkan cirri khas dari desain-desain yang ditampilkan dengan berwawasan budaya.
  3. Bagi para penulis selanjutnya agar dapat menampilkan cirri khas desain serta memperkuat konsep untuk kasus yang diangkat. Dengan menerapkan displin ilmu yang dimiliki di dalam dunia kerja nantinya.
  4. Bagi target audience agar memanfaatkan media yang ada sesuai dengan fungsi serta turut serta dalam berpartisipasi melestarikan kebudayaan warisan leluhur agar tidak punah dan tidak menjadi hak milik oleh Negara lain.




















DAFTAR PUSTAKA

Alwi,  Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: P.N Balai Pustaka.
Anwar,Desy. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya: Amelia
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Bandem , I Made dan I Nyoman Rembang, 1976. Perkembangan Topeng Bali
            Sebagai Seni Pertunjukan, Denpasar: Proyek Penggalian, Pembinaan, Seni
            Klasik/ Tradisional dan Kesenian Baru Pemerintah Daerah Tingkat I Bali.
Dameria, Anne. 2007.  Color Basic. Jakarta: Link & Match Graphic
Hardiman,Ima.2006.400 Istilah Public Relations Media & Periklanan.
Jakarta: Penerbit Gagas Ulung.
Kasilo, Djito. 2008. Komunikasi Cinta Menembus G-Spot Konsumen Indonesia.
            Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia). Jakarta: KPG.
Kusmiati, A.R.1999. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Djambatan
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: C.V. ANDI OFFSET
Kwok, Herman, 2009.15 Kesalahan dalam  Branding. Bekasi: De Britz
Masri, Andy.2010.Strategi Visual. Jakarta: Jala Sutra
Moleong, Lexy. J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja
           Rosadakarya.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Erlangga.
Nugroho, Eko. 2008. Pengenalan Teori Warna. Yogyakarta: C.V. ANDI OFFSET
Pujiriyanto. 2005. Desain Grafis Komputer (Teori Grafis Komputer). Yogyakarta: C.V. ANDI OFFSET
Poerwadarminta, W.J.S. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Riyanto, Bambang. 2000. Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan ed. Keempat. Yogyakarta : Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Rustan, Surianto, 2006. Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta : Arte Media
Rustan, Surianto, S.Sn. 2009. Lay Out Dasar dan Penenrapannya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Rustan, Surianto, S.Sn. 2011. Huruf Font Tipografi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Sachari. 2005. Pengantar Metodelogi Penelitian Budaya Rupa dan Desain. Arsitektur. Seni Rupa dan Kriya. Bandung: Erlangga
Safanayong Yongky.2006.Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta : Arte Media
Sanyoto, Sadjiman. E. 2005.  Dasar-Dasar tat Rupa & Desain (Nirmana).
Sanyoto, Sadjiman. E. 2006.  Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan.
Yogyakarta: Dimensi Press
Sarwono, Jhonatan & Lubis, Hary. 2007. Metode Riset Untuk Desain Komunikasi
          Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sarwono, Sarlito W. 2012. Psikologi Remaja Jakarta PT. Raja Garaindo Persada.
Sihombing, Danton. 2001. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Sulaksana, Uyung. 2003. Integrated Marketing Communications. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar teori dan manajemen komunikasi. Yogyakarta  :
            Media Pressindo.







WEBSITE

http://arti_kata/pengertian_tari.html diunduh pada 12 Februari 2013
www.Wikipedia/Bali : 12/Maret/2013
Sumber : Recommendation concerning the International Standardization of Statistics Relating to Book Production and Periodicals, 19 November 1964 diunduh 22 April 2013
http://kukuhard.wordpress/ Estetika Bentuk %234 Dwimatra Warna -Monokromatik _ kukuhard.htm diunduh pada 22/03.2013
Aryo Widi, X-Banner-diunduh 20/11/2012